Persiapkan HUT Polwan ke-74 di Polda Jatim, Polwan Polresta Banyuwangi Latihan Tari Gandrung

Banyuwangi, jurnalbicara.com

Lima personel Polwan yang terdiri dari Bripka Esti Galih, Briptu Evilla Elsita, Briptu Silvita Istlise, Briptu Cici Ika Luvita dan Briptu Ela Sukma Cahyani menggelar latihan tari gandrung di Rupatama Wira Pratama Polresta Banyuwangi, Selasa (23/8/2022).

Kelima personel tersebut, dilatih langsung oleh Ketua Sanggar Tari Sayu Wiwit, Zazulaidik. Sanggar tari yang tertempat di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi tersebut, dipilih untuk melatih para personel Polwan setelah mendapatkan nominasi grup terkompak saat acara Gembyar Nusantara Gemilang di Polda Jatim.

Latihan yang diberikan oleh Ketua Seksi Pertunjukan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) tersebut, merupakan latihan dasar menari. Lantaran, dari lima orang personel Polwan dua diantaranya masih baru pertama mengenal dan terjun di dunia seni tari.

Makanya, Pak Zul yang cukup telaten dalam melatih para personel Polwan tersebut mengenalkan teknik Wiraga, Wirama dan Wirasa.

”Ada tiga teknik menari yang memang menjadi dasar untuk para penari, teknik tersebut diantaranya wiraga, wirama dan wirasa yang nantinya digabungkan menjadi seni tari,” ujar Pak Zul.

Dalam teknik wiraga, merupakan teknik raga atau gerakan. Baik gerakan tangan, kaki maupun kepala. Semua gerakan juga memiliki teknik untuk bisa terbentuk gerakan yang sama.

”Untuk gerakan tangan, ada ngiwir, ngelayung dan sagah, sedangkan di kaki ada kerep dan lampah. Khusus gerakan di kepala ada delek, dilek, manggut dan mantuk,” papar lelaki 50 tahun tersebut.

Setelah memiliki dasar wiraga, maka akan dikenalkan dengan wirama. Wirama merupakan pengenalan musik, sehingga dikombinasikan dengan wiraga.

”Ketika sudah menguasai wiraga, maka dipadukan dengan wirama. Agar sesuai dengan irama yang dibawakan,” tutur warga Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi tersebut.

Baca Juga  Ketua DPRD Kota Tangerang Doakan Porprov VI Banten Terlaksana Dengan Sukses

Setelah wiraga dan wirama diperpadukan, maka terakhir hanya tinggal memoles wirasa. Wirasa merupakan ekspresi yang dikeluarkan oleh para penari.

”Jadi memang harus ada ekspesi yang dikeluarkan oleh penari, sehingga membuat daya tarik para penonton. Tidak harus murung atau tegang terus,” candanya.

Memang tidak mudah melatih seorang pemula yang belum mengenal atau mengetahui teknik-teknik dasar menari. Terutama terhadap para Polwan. Dikarenakan para Polwan yang biasa gerak tegap, kini diharuskan melakukan gerak lentur.

”Meski sudah beberapakali diminta untuk bergerak lentur, namun bawaan Polwan yang selalu dalam sikap tegap membuat susah,” ungkapnya.

Hal itu, dirasakan oleh Briptu Cici Ika Luvita yang baru pertamakali terjun kedunia tari. Sehingga, harus merubah gerak tegapnya menjadi gerakan lentur untuk bisa membentuk gerak dasar tari.

”Memang cukup susah diawal latihan, semoga saja nantinya lama kelamaan bisa terbiasa,” katanya.

Berberda dengan Briptu Ela Sukma Cahyani yang memang memiliki dasar menari sejak kecil. Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Ela memang sudah mengenal dunia seni tari.

”Memang sudah biasa, sebelum masuk ke Polwan memang sudah menari gandrung,” jelasnya.

Dipilihnya tarian gandrung oleh para Polwan Polresta Banyuwangi untuk ditampilkan dalam acara Hari Jadi Polwan ke-74 di Polda Jatim, ternyata untuk mengangkat seni kearifan lokal asli Bumi Blambangan. Icon Gandrung memang selalu menjadi ciri khas Kabupaten paling ujung pulau jawa.

”Semoga bisa membawa kearifan lokal Banyuwangi, menjadi kesan terbaik para personel Polri. Khususnya di jajaran Polda Jatim,” pungkasnya. Sumber : Humas Polresta Banyuwangi

Penulis: Ari

Pos terkait

Tinggalkan Balasan