Yogyakarta, jurnalbicara.com
Team menemui sahabat pewarna Drs.Saryono (Pebinmas Buddha kanwil DIY). Pagi sekitar jam.09.00 belum banyak stand di hall C (JEC) yang buka, team di sambut oleh Saryono di stand Kanwil Kemenag, Kamis, 23/6/22.
“Kami dari Pebinmas Buddha selalu membantu dan mendukung acara yang di laksanakan oleh kawan -kawan dari Kristen, tidak menutup kemungkinan Buddha kalau ada acara pasti akan di bantu oleh kawan dari Kristen.
Karena ini termasuk konsep Moderasi beragama dalam Buddha, ” papar Saryono.
Dalam Buddha selalu mengutamakan :
1.Keseimbangan, 2.Keharmonisan,
3.Kerukunan Umat beragama.
Ajaran ini telah lama ada dalam agama Buddha, contoh adanya bangunan Candi Plaosan, yang arsitektur atas bercorakan Buddha, namun bawahnya bercorakan Hindu.
ini ajaran toleransi dari dulu yang mengutamakan keseimbangan, keharmonisan dan kerukunan Umat beragama” Ucap Saryono.
Ketiga ajaran tersebut di jadikan barometer keberhasilan dari Kementrian Agama.
Moderasi beragama adalah merupakan perkembangan dari kerukunan beragama, agama di Indonesia adalah hal yang sensitif, karena itu konsep Buddha dalam Moderasi adalah mengatur, merawat :
– Pikiran
– Ucapan
– Tingkah laku.
Umat Buddha harus memahami dan melaksanakan konsep tersebut.
namun menurut penulis hal itu ada di semua Agama.
Kembali Saryono memberikan contoh dan menjelaskan, ketika P.Sidharta bertapa selama 6 tahun, yang di dapat cuma penderitaan, sebelum mengakhiri bertapa Sidharta melihat pemusik yang bawa guitar dan berpikir apa yang terjadi kalau guitar ini kalau di stel terlalu kencang, pasti putus, kalau di stel kendor pasti tidak ada suaranya.
“Di sinilah konsep Theologis Buddha, perlu di stel tengah saja atau sedang-sedang saja.
Akhirnya Sidartha melakukan bertapa lagi tetapi di ubah caranya akhirnya P.Sidharta mendapatkan Wahyu atau Buddha, yang menjadi ajaran Buddhisme.” papar Saryono.
Dalam ajaran Buddha memiliki 5 landasan moral atau Pancasila Buddhis yaitu :
1. Berlatih, berusaha menghindari pembunuhan baik maklhuk hidup maupun karakter,
2.Berlatih, berusaha menghindari mengambil yang bukan miliknya,
3.Berlatih, berusaha tidak berbuat asusila,
4.Berlatih, berusaha tidak berbuat kebohongan,
5. Berlatih, berusaha tidak makan, minum yang mengakibatkan lemahnya kesadaran,
Ini wajib di laksanakan oleh umat Buddha, karena hidup atau mati adalah suatu kepastian kita tidak pernah tahu kapan mati, dan dengan jalan apa kita mati
tetapi bahagia atau sejahtera adalah pilihan apabila kita melaksanakan Panca Buddha pasti bahagia, imbuh Saryono.
Dalam perjalanan hidup umat banyak godaan, oleh karena itu perlu meditatie, agar:
1.Menciptakan suasana bathin yang tenang.
2.Menjernihkan perilaku untuk kontrol kelakuan,
Demikian paparan Saryono Pebinmas yang santun dan bijak dalam memimpin jajaran Binmas Buddha. Mar