Indramayu, jurnalbicara.com
Kepala perwakilan Taiwan di Indonesia Mr. John Chen Chun berkunjung ke Kampus Alzaytun Indonesia, didampingi Isteri dan beberapa pengusaha Taiwan. Senen, 26 September 2022.
Mr. John Chen Chun diterima dengan hangat oleh Syaykh Alzaytun Prof. Dr. Abdussalam Panji Gumilang, M.P dan Ketua serta Anggota Badan Pengawas Lembaga Kesejahteraan Masjid – Masjid Rahmatan Lil Alamin Dr. MYR Agung Sidayu,MBA, Ustadh Abdul Halim, M.P serta Dr. Dani Kadarisman.
Tujuan kunjungan Mr, John Chen Chun untuk bersilaturahmi dengan Syaykh Alzaytun, sahabat sejati Taiwan dan juga penasehat Taiwan Business Club Indonesia.
Dalam percakapan akrabnya dirinya mengagumi apa yang telah dilakukan oleh Syaykh Alzaytun dalam upaya mendidik anak bangsa, dan terkagum-kagum dengan kemandirian Alzaytun Indonesia.
Sementara Syaykh Alzaytun menyampaikan rasa terima kasihnya atas kunjungan tersebut yang merupakan kunjungan ketiga Kepala Perwakilan Taiwan di Indonesia ke Alzaytun.
Keduanya bersepakat untuk menjalin hubungan yang lebih erat melalui business to business dengan Taiwan, dan mengundang Syaykh Alzaytun untuk berkunjung ke Taiwan, guna melakukan studi banding dib bidang usaha kelautan.
Mr. John Chen Chun juga bercengkerama mesra dengan Dr. MYR Agung Sidayu, yang juga Ketua harian Partai Republik dan Hon.Consul Sierra Leone, perbincangan keduanya berkisar tentang perkembangan terkini Taiwan terkait hubungan diplomatiknya dengan 16 Negara-negara berdaulat di dunia dan kebijakan one china policy Perserikatan Bangsa-Bangsa, di mana Mr.Chen Chun meyakini kebijakan tersebut akan dipertimbangkan kembali dan hanya masalah waktu Taiwan akan menjadi anggota PBB.
Setelah santap siang, Kepala Perwakilan Taiwan bertandang ke Pantura untuk melihat galangan kapal milik Alzaytun yang tengah menyelesaikan pembuatan kapal nelayan berukuran besar, yang sudah mendapatkan perizinan dari KKP sejumlah 12 kapal dengan area tangkap di lautan Arafura.
Kepada tamunya Syaykh Alzaytun menyampaikan bahwa saat ini Alzaytun bergerak di ekonomi kelautan atau blue economy, di samping aktifitas agrobusiness yang digelutinya. Di lokasi mana selain galangan kapal tradisional, juga sedang dipersiapkan Terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS).
Kepada tamunya, Syaykh Alzaytun menyampaikan bahwa untuk setiap unit kapal akan dilengkapi dengan cold storage dan perlengkapan lain, yang diimport dari China, namun jika harga bisa bersaing bukan tidak mungkin peralatan tersebut akan di impor dari Taiwan.
Menurut Syaykh Alzaytun investasi yang ditanam per unit kapal tidak kurang dari 20 milyar, atau kurang lebih 240 milyàr untuk 12 unit kapal. Sementara ketersediaan kayu sudah cukup untuk membangun kapal sebanyak 40 unit.
Menjawab pertanyaan tentang tenaga kerja, Syaykh Alzaytun menyampaikan bahwa untuk keberhasilan proyek ini tenaga kerjanya direkrut dari masyarakat setempat, baik untuk pekerjaan non skill maupun yang berketrampilan membangun kapal kayu, bahkan untuk meningkatkan kinerja, dilakukan pelatihan pelatihan praktis dengan mendatangkan instruktur dari Jakarta.
Kepada tamunya Syaykh Alzaytun juga menyampaikan tentang keterlibatan masyarakat setempat dalam usaha tani yang dilakukan, dengan membentuk organisasi yang bernama Perhimpunan petani penyanggah pangan Indonesia, mereka dilibatkan secara aktif untuk menggarap tanah milik Alzaytun yang luasnya lebih dari 1800 hektar, yang telah diapprais dan bernilai lebih dari 21 Trilyun rupiah. Belum termasuk asset yang berada di Lampung, Barelang, dan lain tempat.
Secara khusus Syaykh menjelaskan, bahwa untuk uji coba usaha tani, akan dilakukan usaha penanaman jagung manis dalam skala research sekaligus produksi di lahan seluas 100 hektar yang diperkirakan menghasilkan 13 milyar bersih pertahun, dengan peralatan tehnis yang di import dari China. Sore hari Kepala perwakilan Taiwan meninggalkan pantura Indramayu menuju Jakarta. Mar